Postingan kedua, jangan pernah bosan membaca manteman !!!
Pendekatan Afektif dalam Konseling
Dalam
pandangannya, pendekatan ini melihat bahwa individu bermasalah karna selalu
membawa perasannya sehingga selalu bermain dengan perasannya, dan individu
tersebut juga hanyut dalam perasannya. Oleh karna itu, pendekatan afektif
menggunakan pendekatan dengan memusatkan perhatiannya pada bagaimana perasan
klien dalam proses konseling itu sendiri. Karna pendekatan ini meyakinkan bahwa
apabila perasan klien tentang diri dan lingkungannya dapat berubah, maka dengan
sendirinya pikiran dan prilaku klien akan berubah juga.
Pendekatan
ini sangat menekankan pentingnya kualitas hubungan konseling, sehingga hubungan
konseling yang harmonis da dalam proses konseling dia merasa yakin. Maka
perubahan perasaan dan prilaku akan terjadi, sehingga klien dapat menyelesaikan
masalahnya dengan baik. Pendekatan yang termasuk alam pendekatan afektif ini
yaitu konseling berpusat pada pribadi, konseling Gestelt, konseling
Esistensial, konseling Individual (Adleria).
1.
Konseling Gestalt
Menekankan
pada penghayatan diri sendiri dalam situasi kehidupannya yang sekarang
dan menyadari bahwa masalah terjadi karna diciptakan sendiri, disebut dengan
Ahistorik. Karna tidak memperhatikan masalah. Dalam pendekatan ini, hubungan
antara konselor dengan klien sama sebagai hubungan manusiawi, bukan yangsatu
yang menjadi orang yang lebih tinggi (atas keahliannya konselor) dan yang satu
lagi kedudukannya lebih rendah ( karena bermasalah “ klien “ ).
Pendekatan ini berasumsi bahwa individu mempunyai potensi untuk menentukan
dirinya sendiri.
Oleh
karna itu klien diminta untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya
. konselor berusaha untuk dapat menggali perasan yang belum terungkap secara
jujur dan terbuka. Seperti rasa jengkel, sakit hati, rasa duka cita dan sedih.
Perasan ini merupakan milik dari klien dan bukan tanggung jawab dirinya
sendiri. Dengan bantuan konselor itu klien mulai membuka jalan itu dengan
meninggalkan harapan dan keinginan untuk dapat simpati dan orang lain. Kemudian
klin mulai mengambil peran aktif dalam hidupnya sendiri.
2.
Konseling Eksestensial
Menekankan
pada situasi kehidupan manusia di alam semesta meliputi : kemampuan kesadaran
diri, kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib hidupnya sendiri. Pendekatan
ini berusaha membuka pikiran dan perasan individu bagaimana menghayati
dan meresapi hidup di dunia ini kemudian individu sadar atas kemampuannya dalam
mengatur, menentukan arah hidupnya sendiri secara bebas dan bertanggung jawab.
Pendekatan konseling ini membatu klien untuk dan agar klien memperoleh atau mengemukakan
kembali kemanusiannya yang hilang itu.
3.
Konseling Individual ( Adleria )
Menekankan
pada kebutuhan individu untuk menempatkan diri dalam kelompok sosialnya.
Maka konsep konselingnya menunukan bahwa manusia rasa rendah diri ( inferiority
feeling ), ( Strsiving for Superirity ), dengan menggunakan gaya hidup
individunya ( a person’s life style ). Kemudian individu berusaha untuk
menghilangkan ketidak seimbangan dalam diri sendiri melalui berbagai cara di
antaranya mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu. Oleh karna itu
pendekatan ini berusaha membantu klien untuk dapat mengembangkan tujuan yang
lebih membahagiakan bagi dirinya dan merancang suatu gaya hidup yang lebih
konseruktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar