Selasa, 07 Juni 2016

Pendekatan Afektif dalam Konseling



 Postingan kedua, jangan pernah bosan membaca manteman !!!



Pendekatan Afektif dalam Konseling

Dalam pandangannya, pendekatan ini melihat bahwa individu bermasalah karna selalu membawa perasannya sehingga selalu bermain dengan perasannya, dan individu tersebut juga hanyut dalam perasannya. Oleh karna itu, pendekatan afektif menggunakan pendekatan dengan memusatkan perhatiannya pada bagaimana perasan klien dalam proses konseling itu sendiri. Karna pendekatan ini meyakinkan bahwa apabila perasan klien tentang diri dan lingkungannya dapat berubah, maka dengan sendirinya pikiran dan prilaku klien akan berubah juga.

Pendekatan ini sangat menekankan pentingnya kualitas hubungan konseling, sehingga hubungan konseling yang harmonis da dalam proses konseling dia merasa yakin. Maka perubahan perasaan dan prilaku akan terjadi, sehingga klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Pendekatan yang termasuk alam pendekatan afektif ini yaitu konseling berpusat pada pribadi, konseling Gestelt, konseling Esistensial, konseling Individual (Adleria).


     1.      Konseling Gestalt

Menekankan pada penghayatan diri sendiri dalam situasi kehidupannya  yang sekarang dan menyadari bahwa masalah terjadi karna diciptakan sendiri, disebut dengan Ahistorik. Karna tidak memperhatikan masalah. Dalam pendekatan ini, hubungan antara konselor dengan klien sama sebagai hubungan manusiawi, bukan yangsatu yang menjadi orang yang lebih tinggi (atas keahliannya konselor) dan yang satu lagi kedudukannya lebih rendah ( karena bermasalah  “ klien “ ). Pendekatan ini berasumsi bahwa individu mempunyai potensi untuk menentukan dirinya sendiri.

Oleh karna itu klien diminta untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya . konselor berusaha untuk dapat menggali perasan yang belum terungkap secara jujur dan terbuka. Seperti rasa jengkel, sakit hati, rasa duka cita dan sedih. Perasan ini merupakan milik dari klien dan bukan tanggung jawab dirinya sendiri. Dengan bantuan konselor itu klien mulai membuka jalan itu dengan meninggalkan harapan dan keinginan untuk dapat simpati dan orang lain. Kemudian klin mulai mengambil peran aktif dalam hidupnya sendiri.

 
      2.      Konseling Eksestensial

Menekankan pada situasi kehidupan manusia di alam semesta meliputi : kemampuan kesadaran diri, kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib hidupnya sendiri. Pendekatan ini berusaha membuka pikiran dan perasan individu  bagaimana menghayati dan meresapi hidup di dunia ini kemudian individu sadar atas kemampuannya dalam mengatur, menentukan arah hidupnya sendiri secara bebas dan bertanggung jawab. Pendekatan konseling ini membatu klien untuk dan agar klien memperoleh atau mengemukakan kembali kemanusiannya yang hilang itu.

      3.      Konseling Individual ( Adleria )

Menekankan pada kebutuhan individu untuk menempatkan  diri dalam kelompok sosialnya. Maka konsep konselingnya menunukan bahwa manusia rasa rendah diri ( inferiority feeling ), ( Strsiving for Superirity ), dengan menggunakan gaya hidup individunya ( a person’s life style ). Kemudian individu berusaha untuk menghilangkan ketidak seimbangan dalam diri sendiri melalui berbagai cara di antaranya mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu. Oleh karna itu pendekatan ini berusaha membantu klien untuk dapat mengembangkan tujuan yang lebih membahagiakan bagi dirinya dan merancang suatu gaya hidup yang lebih konseruktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar