Selasa, 07 Juni 2016

Fobia Sekolah



Pada kesempatan kali ini saya membuat tulisan mengenai Fobia Sekola yang selama ini sering di alami banyak peserta didik. Mungkin dengan membaca ini para pembaca bisa memahami gangguan Fobia Sekolah
    
     A.    Pengertian Fobia
Kata “fobia” menurut Baker Encyclopedia of Psychology and Counseling adalah suatu gangguan, yaitu gangguan ketakutan yang tidak rasional atau irrational fear dari obyek-obyek atau situasi-situasi yang tidak berbahaya. Secara singkat Ivan Ward dalam buku yang berjudul Phobia mendefinisikan bahwa fobia adalah sebagai ketakutan yang tidak masuk akal.
Fobia sekolah adalah ketakutan yang luar biasa (di luar porposi yang umum) untuk berada di sekolah. Ketakutan ini irrasional, sehingga tidak mungkin dihibur dengan keterangan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti di sekolah. Fobia karena sekolah merupakan sebuah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah. Gejala ini bisa tiba-tiba saja terjadi dirasakan oleh anak-anak, baik itu di waktu akan berangkat ke sekolah ataupun selepas liburan sekolah.
Fobia sekolah menurut Adiyanti, 2006 merupakan rasa keengganan atau ketakutan pada anak untuk bersekolah sebenarnya merupakan hal yang biasa terjadi. Rasa takut anak pada umumnya sebagai respon untuk melindungi diri terhadap sesuatu hal. Namun terkadang pada beberapa anak, ketakutan tersebut dapat menjadi hal yang irasional dan berdampak sangat besar pada keinginan anak untuk tidak bersekolah.
Menurut Handayani (2005) saat anak ingin masuk sekolah, biasanya anak terlebih dahulu mengalami kecemasan, lalu ketakutan, baru setelah itu terjadilah fobia pada anak. Ada perbedaan antara kecemasan, ketakutan, dan fobia. Kecemasan atau khawatir merupakan akibat memikirkan objek atau sesuatu yang belum jelas atau belum terjadi. Ketakutan adalah rasa takut yang dialami oleh anak yang merupakan respon negatif terhadap objek maupun pengalaman yang dialami. Takut pada umumnya objek terlihat lebih jelas. Sedangkan Fobia adalah rasa takut yang berlebihan, terus-menerus, irasional, bahkan terkadang sulit diatasi dan dihilangkan dari anak yang mengalami fobia. Karakteristik anak yang mengalami fobia sekolah biasanya sulit berinteraksi dengan orang lain, tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak ingin berada lebih lama di sekolah, selalu menangis dan hanya ingin selalu berada di rumah.
Menurut Carpenter (2005) anak-anak yang mengalami fobia sekolah biasanya sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah, teman-teman dan gurunya. Adiyanti (2005) menjelaskan bahwa fobia sekolah adalah kecemasan yang luar biasa dan terus menerus serta tidak realistis pada seorang anak, sebagai respon terhadap eksternal tertentu. Fobia dapat menghambat kehidupan seorang anak yang mengalaminya. Anak yang mengalami fobia sekolah biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan, seperti menghadapi teman-teman dan guru barunya atau pada saat mengerjakan tugas sekolahnya, setiap anak biasanya bervariasi dan tidak dapat diduga. Sedikitnya ada 30% anak mengalami fobia sekolah yang disebabkan takut pada guru yang galak dan mendapat ejekan dari teman.
Menurut Hurlock (1996), anak perempuan biasanya lebih banyak mengalami fobia sekolah. Berkisar sekitar 75% dibandingkan anak laki-laki yang
hanya 25%. Hal ini disebabkan karena ketakutan yang bervariasi, diantaranya takut berpisah dengan orangtua, takut terhadap guru dan takut tidak mampu beradaptasi dengan teman barunya. Anak perempuan biasanya lebih memperlihatkan rasa takutnya akan sekolah dibandingkan anak laki-laki. Karena anak perempuan lebih mudah mengatakan pada orangtua alasan apa yang membuat anak takut untuk masuk sekolah. Sedangkan anak laki-laki biasanya lebih sulit untuk mengatakan apa yang terjadi pada dirinya saat masuk sekolah (Hurlock, 1996). 

    B.    Jenis - Jenis Fobia Sekolah
Terdapat bermacam-macam jenis fobia sekolah yang terjadi pada anak. Umumnya para ahli menyimpulkan bahwa terdapat empat jenis fobia sekolah yang ditandai dengan penolakan masuk sekolah mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat, antara lain :
  1. Fobia sekolah tahap awal atau initial school refusal behavior. Ini adalah perilaku menolak masuk sekolah yang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari satu minggu. Penanganan yang cepat dari orang tua dapat segera menyembuhkan ketakutannya.
  2. Fobia sekolah yang lebih besar atau substantial school refusal behavior.Ini adalah perilaku menolak sekolah yang telah berlangsung lebih dari satu minggu. Untuk menyembuhkan ketakutannya, orang tua perlu bekerja lebih keras lagi dengan melibatkan guru kelas, konselor anak atau guru BP di sekolah tersebut. Kalau pada tahap ini ketakutan anak tidak diselesaikan, dikhawatirkan akan meningkat ke tahap berikutnya, yaitu tahap akut.
  3. Fobia sekolah tahap akut atau biasa disebut dengan istilah acute school refusal behavior. Ini adalah perilaku penolakan yang sudah berlangsung lebih lama lagi, yaitu dua minggu hingga satu tahun. Untuk menyembuhkannya, mungkin dibutuhkan beberapa kali terapi dan mungkin sudah membutuhkan bantuan seorang psikolog atau psikiater.
  4. Tingkat fobia yang paling berat adalah chronic school refusal behavior. Ini adalah perilaku menolak pergi ke sekolah yang sudah lebih dari setahun.
 
      C.    Faktor Penyebab
Dibawah ini ada beberapa penyebab Fobia sekolah yang biasa dilalami oleh anak-anak menurut para ahli :
  1. Separation Anxiety
Penyebabnya antara lain karena anak mengalami separation anxiety,  yang pada umumnya dialami anak usia balita (18-24 bulan). Bagi mereka, sekolah berarti pergi dari rumah untuk jangka waktu cukup lama. Anak terlalu dependen dengan keluarga, terlalu terikat pada rumah. Mereka tak hanya akan merasa rindu terhadap ayah ibu atau pun mainannya, tetapi juga cemas menghadapi tantangan. Pemicu lainnya anak mengalami pengalaman negatif di sekolah dan tekanan di dalam rumah, seperti ayah ibu sering bertengkar sehingga menganggu konsentrasi belajar.
  1. Pengalaman Negatif di Sekolah atau Lingkungan
Yang biasanya mencetuskan fobia sekolah ialah pengalaman traumatis yang berhubungan dengan meninggalkan rumah atau yang berhubungan dengan pengalaman pahit di sekolah. Kemungkinan anak-anak malas masuk ke sekolah karena dirinya kesal, takut dan malu setelah dicemooh dan diejek teman-temanya di sekolah. Juga bisa saja karena persepsinya akan guru yang galak, apalagi bila ia sudah merasa rendah diri maka aturan – aturan di sekolah yang terlalu keras dibandingkan di rumah yang terlalu dimanja, dan sebagainya. Hal tersebutlah yang membuat anak-anak mogok sekolah.
Atau, ada hal lain, seperti mobil jemputan yang tidak nyaman karena ngebut, perjalanan yang panjang dan melelahkan, takut pergi sendiri ke sekolah, takut sekolah setelah mendengar cerita seram di sekolah, takut menyeberang jalan, takut bertemu seseorang yang “menyeramkan” di perjalanan, takut diperas oleh kawanan anak nakal, atau takut melewati jalan yang sepi. Para ahli mengatakan, bahwa masalah-masalah tersebut sudah dapat menimbulkan stress dan kecemasan yang membuat anak menjadi bad mood, tegang, resah, dan mulai merengek tidak mau sekolah.
Tidak semua anak bisa menceritakan ketakutannya itu karena mereka sendiri terkadang masih sulit memahami, mengekspresikan dan memformulasikan perasaannya. Belum lagi jika mereka takut dimarahi orang tua karena dianggap alasannya itu mengada-ada dan tidak masuk akal. Akhirnya yang tampak adalah mogok sekolah, agresif, pemurung, kehilangan nafsu makan, keluhan-keluhan fisik, dan tanda-tanda lain.
  1. Problem Dalam Keluarga
Hal lain  bisa disebabkan oleh problem yang sedang dialami oleh orangtua dan keluarga  secara keseluruhan. Misalnya, anak sering mendengar dan  bahkan melihat pertengkaran yang terjadi antara orang tuanya, hal ini  menimbulkan tekanan emosional yang mengganggu konsentrasi belajar. Anak merasa ikut bertanggung jawab atas kesedihan yang dialami orang tuanya, dan ingin melindungi, entah mamanya – atau papanya. Sakitnya salah seorang anggota keluarga, entah orangtua atau kakak/adik, juga dapat membuat anak enggan pergi ke sekolah. Anak takut jika terjadi sesuatu dengan keluarganya yang sakit ketika ia tidak ada di rumah.
Bentuk ketakukan pada anak yang mengidap fobia sekolah bermacam-macam tetapi intinya ialah menghindari berada di sekolah atau menolak pergi ke sekolah. Alasan untuk menghindari juga bermacam-macam seperti misalnya:
1.      Menghindari sekolah dengan alasan sakit ( sakit kepala, sakit perut, mual, bahkan sampai muntah-muntah, sakit tenggorokan, dan sebagainya). Rasa sakit ini kadang-kadang suatu kenyataan, sebab gejala yang dirasakan itu merupakan reaksi yang biasa dirangsang oleh rasa takut.
2.      Menghindari sekolah dengan menjelek-jelekkan keadaan sekolah ( guru, pelajaran, kesulitan perjalanan sekolah, teman sekelas, teman-teman lain dan sebagainya)
  1. Menghindari sekolah dengan alasan takut, tetapi tidak jelas apa yang ditakuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar